Prosiding Seminar Nasional Riset dan Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan BBRSEKP Tahun 2012 : problematika Permodalan Pada Nelayan Perbatasan (Kasus Sebatik)
Collection Location
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan Perikanan KP Jakarta - Ancol
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Publishing Year
2012
Publishing Place
Jakarta
Collation
463p-474p. ; ills. tab. 29 cm
Abstract/Notes
sebagai salah satu pulau yang berada di wilayah kabupaten nunukan, posisi pulau sebatik berbatasan langsung dnegan negara malaysia, karena pulau sebatik itu sendiri terbagi dalam dua wilayah, yaitu wilayah yang menjadi bagian dari negara malaysia, dan wilayah yang menjadi bagian dari republik indonesia. selain itu, wilayah sebatik juga berhadapan langsung dengan kota tawau, malaysia. dalam posisisnya yang berada didaerah perbatasan, maka terjadi hubungan yang intensif antara penduduk sebatikdengan penduduk di wilayah malaysia, khususnya daerah tawau. permasalahannya kemudian adalah adanya ketergantungan nelayan sebatik terhadap model kenelayan dari malaysia. tulisan ini menjelaskan bagaimana ketergantungan nelayan sebatik terhadap modal kenelayan dari malaysia. tulisan ini menjelaskan bagaimana ketergantungan nelayan sebatik terhadap malaysia itu bisa terjadi, bagaimana dampaknya terhadap nelayan sebatik, dan bagaimana upaya mengatasi ketergantungan itu. penelitian dilakukan di pulau sebatik pada tahun 2009 dan 2010. metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dan FGD (Focus group discussion). hasil penelitian menunjukan bahwa ketergantungan modal itu terjadi karena minimnya bantuan modal kenelayanan dari pemerintah, dan tidak adanya akses yang dimiliki oleh nelayan terhadap lembaga keuangan yang ada. selain itu juga kerena pemasaran ikan nelayan sebatik yang hanya dilakukan ditawai, amalysia. dampak dari semua itu adalah rendahnya harga jual ikan dari nelayan sebatik, sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan mereka.untuk mengatasi ketergantungan maka secara bertahap pemerintah perlu membayarhutang yang dimiliki oleh nelayan pada toke di tawau, dan mengalihkan beban hutangnya ke pemerintah. untuk itu maka masyarakat mengangsur hutang secara bertahap ke pemerintah.