Mollo, Pembangunan dan Perubahan Iklim : Usaha Rakyat Memulihkan Alam yang Rusak

Collection Location Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan Perikanan KP Jakarta - Ancol
Edition
Call Number 551.583
ISBN/ISSN 978-979-7099-596
Author(s) Siti Maemunah
Subject(s) Perubahan Iklim
Classification 551.583
Series Title
GMD Buku
Language Indonesia
Publisher KOmpas
Publishing Year 2015
Publishing Place Jakarta
Collation 25p. ; ills. 24 cm
Abstract/Notes Masyarakat adat memiliki kepercayaan turun-menurun mengenai fungsi tanah, batu, pohon, dan air yang dianggap sama dengan tubuh manusia. Bagi mereka, air melambangkan darah, batu melambangkan tulang, dan tanah sebagai daging. Juga hutan yang mereka anggap sebagai kulit, paru-paru, atau juga rambut. Fatu, nasi, noel, afu amasat a fatis neu monit mansian, batu, hutan, air, dan tanah bagai tubuh manusia. Aleta Baun, perempuan adat Mollo, Penerima 2013 Goldman Environmental Prize award. Proyek-proyek pertambangan, reboisasi, HTI, hingga privatisasi air di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, yang menyebabkan kerusakan alam yang parah, ditambah lagi dengan adanya perubahan iklim. Menghadapi hal tersebut, bagaimana solusi masyarakat adat Tiga Batu Tungku (Mollo, Amanuban, Amanatun) untuk memulihkan kerusakan alam akibat pembangunan dan bagaimana daya tahan mereka terhadap dampak perubahan iklim yang dihadapi. Siti Maemunah, lebih 15 tahun menekuni daya rusak pertambangan terhadap masyarakat, khususnya perempuan, perubahan agraria, dan kerusakan lingkungan. Ia memimpin Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) pada 2003 - 2010, dan banyak menulis artikel, opini dan buku tentang kebijakan pertambangan dan daya rusak pertambangan. Kini dia bekerja sebagai badan pengurus sekaligus peneliti di Sajogyo Institute dan Koordinator Tim Kerja Perempuan dan Tambang (TKPT).
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous