DINAMIKA PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN: Bunga Rampai Hasil-hasil Riset Ke-2
Collection Location | Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan Perikanan KP Jakarta - Ancol |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | 978-979-3893-12 |
Author(s) | Elly Reswati Irwan Muliawan Lestari Munajati |
Subject(s) | |
Classification | NONE |
Series Title | GMD | Map |
Language | Indonesia |
Publisher | Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan |
Publishing Year | 2009 |
Publishing Place | Jakarta |
Collation | x, 124 p.;ill.;tab.;23 cm. |
Abstract/Notes | Buku DINAMIKA PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN: BUNGA RAMPAI HASIL-HASIL RISET KE-2 merupakan ekstraksi hasil-hasil riset yang dilakukan oleh peneliti lingkup Kelompok Peneliti Dinamika Pengelolaan sumber daya Kelautan dan Perikanan pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan tahun 2006-2008. Makalah makalah yang terkandung dalam buku tersebut adalah Neraca sumber daya Kelautan dan Perikanan Sebagai Basis Perumusan Kebijakan dalam Pengelolaan sumber daya Kelautan dan Perikanan, Peranan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan sumber daya Perikanan Pada Perairan Umum Daratan, Laju Degradasi Sumber Daya Ikan Pada Perairan Sungai di Propinsi Sumatera Selatan, Kajian Perubahan Kelembagaan Pengelolaan Perikanan Perairan Waduk Ir. Djuanda, Kajian Excess Capacity Pengelolaan Perikanan Lemuru di Selat Bali, Degradasi sumber daya Perikanan Lemuru di Selat Bali, Prediksi Dampak Perdagangan terhadap sumber daya Ikan Karang dan Nilai Ekonomi Total sumber daya Perikanan Perairan UmumrnDaratan. Secara ringkas substansi dari makalah dimaksudkan diatas adalah sebagai berikut: Makalah yang berjudul “Neraca sumber daya Kelautan dan Perikanan Sebagai Basis Perumusan Kebijakan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan” bertujuan untuk menerapkan konsepsi penyusunan neraca sumber daya kelautan dan perikanan sebagai salah satu indikator kinerja pembangunan kelautan dan perikanan. Secara garis besar, prosedur penelitian ini dengan menggunakan teknik valuasi ekonomi sumber daya yaknirnkonsep Total Economic Valuation (TEV), untuk mendekati nilai ekonomi sumber daya. Kondisi sosial dan lingkungan diperoleh dari koleksi peta dan data tabular (data sekunder) lainnya dari dinas terkait. Penggunaan lahan oleh beberapa jenis kegiatan pemanfaatan dalam lokasi yang sama, tergantung tinggi muka air danau. Selain itu diketahui pula nilai ekonomi Sumber daya tersebut dan terakhir penyusunan neraca sumber daya yang memuat status sosial, nilai ekonomi dan kondisi lingkungan di sumber daya tersebut. Sebagai bahan evaluasi pengembangan neraca sumber daya, upaya menemukan klasifikasi dari item-item yang akan diamati dalam perkembangan pengelolaan sumber daya yang ada, karena model ini lebih memandang sudut tipologi sumber daya sebagai satuan sumber daya yang akan diamati. Kemungkinan model ini akan berbenturan dengan kepentingan yang berlingkup pada satuan administratif wilayah otonomi seperti kabupaten, atau kecamatan, sehingga perlu bagi pengelola wilayah otonomi memandang sumber daya sebagai satu kesatuan yang utuh.rnMakalah ”Peranan Kearifan Lokal dalam Pengelolaan sumber daya Perikanan Pada Perairan Umum Daratan” bertujuan untuk mengkaji peranan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya perairan umum daratan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dan studi literatur dengan pendekatan analisis deskriptif analitik. Berdasarkan hasil penelitian kearifan lokal yang berkembang di masyarakat diantaranya berbentuk peraturan yang berawal dari inisiatif masyarakat dan didukung oleh pemerintah sehingga mendapat kejelasan aspek legalitasnya. Pelarangan penggunaan alat tangkap yang dapat merusak ekosistem sumber daya perairan umum daratan dan pembentukan daerah reservaat merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang berkembang dimasyarakat. Bentuk kearifan lokal yang berkembang di masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir, dapat diterapkan dirndaerah lainnya di Indonesia, karena persoalan yang dihadapi pada tipe perairan umum daratan ini juga merupakan persoalan yang sama bagi sebagian besar daerah perairan umum daratan di Indonesia pada umumnya. Selanjutnya, makalah ”Laju Degradasi Sumber Daya Ikan Pada Perairan Sungai di Propinsi Sumatera Selatan” bertujuan untuk mengetahui nilai laju degradasi sumber daya ikan pada perairan sungai di Propinsi Sumatera Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah survai dan sintesa penelusuran literatur kemudian dianalis menggunakan model produksi surplus. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai laju degradasi perikanan perairan sungai di Propinsi Sumatera Selatan antararntahun 1990-2007 berkisar dari 0,2028 sampai 0,3451 dengan rata - rata sebesar 0,2568. Nilai laju degradasi yang terus meningkat menunjukkan semakin terancamnya kelestarian sumber daya ikan di perairan sungai. Agar nilai laju degradasi tidak semakin tinggi perlu dilakukan pengelolaan optimal yang mampu menjaga kondisi produksi perikanan selalu di bawah potensi lestari. Makalah ”Kajian Perubahan Kelembagaan Pengelolaan Perikanan Perairan Waduk Ir. Djuanda” memiliki tujuan untuk mengkaji dinamika kelembagaan pengelolaan sumber daya perairan Waduk Djuanda. Metode pengumpulan data dalam riset ini adalah desk study dengan menggunakan sumber data berupa kebijakan/peraturan, publikasi media dan riset-riset terdahulu. Analisis data dengan cara kualitatif pendekatan deskritif. Dalam Keputusan Bupati Kabupaten Purwakarta tercantum secara jelasrnbahwa Instansi pengelola Waduk Ir. Djuanda adalah Perum Jasa Tirta II yang memiliki wewenang sebagai berikut: (1).Menyelenggarakan proses perijinan melalui pola pelayanan saturnatap dengan pemerintah daerah; (2). Menetapkan zonasi untuk kegiatan perikanan; (3). Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pemegang ijin yang melakukan kegiatan perikanan waduk. Tingkat responsif dan efektivitas masyarakat perikanan terhadap kebijakan pengelolaan perikanan yang diatur oleh PJT II cukup rendah. Hal ini juga didukung dengan kurangnya pengawasan dan pengendalian yang optimal dari PJT II selaku instansi pengelola. Sementara itu makalah ”Kajian Excess Capacity PengelolaanrnPerikanan Lemuru di Selat Bali” menguraikan kasus excess capacity dalam pengelolaan perikanan lemuru di selat Bali. Data dan informasi yang digunakan di ekstrak berdasarkan hasil-hasil kajian terdahulu terkait pengelolaan perikanan lemuru di selat Bali. Bahan tersebut, khususnya adalah berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan tahun 2007-2008. Metoda analisis deskriptif eksploratif digunakan dalam penulisan makalah ini. Hasil kajian memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 1997-2007, efisiensi penangkapan ikan lemuru mengalami penurunan. Tingkat pemanfaatan aktual saat ini telah jauh melebihi tingkat pada Kondisi Maximum Economic Yield (MEY) maupun pada kondisi Maximum Sustainable Yield (MSY). Dengan demikian, excess capacity pada perikanan lemuru di selat Bali telah terjadi. Dampak alternatif alokasi penurunan fishing effort dalam jangka pendek menurunkan kontribusi pendapatan, namun secara jangka panjang akan terjadi distribusi manfaat yang optimal. Makalah ”Degradasi sumber daya Perikanan Lemuru di Selat Bali” bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat penurunan kualitas (degradasi) sumber daya perikanan lemuru yang terdapat di Selat Bali. Penelitian dilakukan selama tahun 2008. Data primer dan sekunder digunakan dalam kajian ini. Model Produksi Surplus digunakan untuk menduga parameter-parameter dan model Schaefer digunakan untuk menduga tingkat produksi lestari berdasarkan jumlah effort aktual yang terjadi pada tahun analisis. Hasil riset menunjukkan bahwa produksi lestari sumber daya ikan lemuru di Selat Bali sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun dan degradasi yang terjadi sudah sangat tinggi. Rata-rata koefisien degradasi ikan lemuru di Selat Bali selama tahun 1980-2007 adalah 0,54 per tahun. Supaya degradasi ini tidak terus meningkat, maka pengelolaan perikanan di perairan tersebut harus lebih hati-hati.rnSelanjutnya makalah ”Prediksi Dampak Perdagangan terhadap Sumber Daya Ikan Karang” memaparkan prediksi dampak adanya perdagangan terhadap keberlanjutan pemanfaatan sumber daya ikan karang hidup konsumsi. Penelitian dilakukan di perairan Kepulauan Spermonde pada tahun 2006. Iconic cobweb model dengan bantuan perangkat lunak Madonna digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar Hongkong merupakan tujuan ekspor utama ikan karang hidup. Permintaan tertinggi umumnya terjadi menjelang tahun baru imlek dan terendah pada saat hari raya Ching Bing. Prediksi dimasa mendatang menunjukkan bahwa harga akan meningkat menunju harga stabil (treshold price) menjadi Rp 469 ribu per kg, upaya penangkapan sebesar 732,5 ribu trip per tahun dan produksi sebesar 136,2 ton per tahun. Dalam rangka pemenuhan permintaanrnyang semakin meningkat diperlukan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas ikan karang hidup hasil budidaya. Makalah ”Nilai Ekonomi Total Sumber Daya PerikananrnPerairan Umum Daratan” menyajikan nilai ekonomi total berbagai tipologi sumber daya perairaqn umum daratan. Data dan informasi yang digunakan dalam penulisan makalah ini di ekstrak dari hasil-hasilriset yang dilakukan peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan tahun 2007-2008. Metoda analisis deskriptif eksploratif digunakan dalam penulisan makalah ini. Secara spesifik, tipologi sumber daya perairan umum daratan yang dikaji mencakup perairan sungai dan rawa banjiran, danau, waduk dan sungai. Lokasi-lokasi tersebut adalah: Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk tipe perairan sungai dan rawa banjiran; Kabupaten Wajo, Sidrap dan Soppeng untuk tipe perairan danau; Kabupaten Purwakarta untuk tipe perairan waduk; dan, Kotamadya Pekanbaru untuk tipe perairan sungai. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan metoda nilai ekonomi total (Total Economic Valuation/TEV). Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai ekonomi total dari sumber daya perairan sungai dan rawa banjiran sebesar Rp.237.739.478.541 per tahun, danau sebesar Rp.1.641.050.999.285 per tahun, waduk sebesar Rp.4.278.111.919.386 per tahun, dan sungai sebesar Rp.416.934.101 per tahun. Total nilai ekonomi dari berbagairntipologi sumber daya perikanan perairan umum daratan tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan besaran kompensasi yang harus di bayarkan sebagai biaya perbaikan dan kelestarian sumber daya untuk menciptakan keberlanjutan pembangunan berbasis sumber daya. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |