Pembesaran ikan tuna sirip kuning, Thunnus albacares dalam keramba jaring apung di perairan Bali Utara dan dalam bak beton
Collection Location | Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol Bali |
Edition | FITA 2014 |
Call Number | |
ISBN/ISSN | 978-979-3692-64-7 |
Author(s) | Gunawan Jhon Harianto Hutapea Ananto Setiadi I Gusti Ngurah Permana |
Subject(s) | |
Classification | |
Series Title | GMD |
Language | |
Publisher | Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya |
Publishing Year | 2014 |
Publishing Place | FITA 2014 |
Collation | |
Abstract/Notes | Pemeliharaan ikan tuna dalam bak beton telah dilakukan di Indonesia namun sintasan yang dihasilkan masih rendah. Perkembangan terbaru dengan pemeliharaan dalam keramba jaring apung (KJA) yang ditempatkan di daerah lepas pantai, pada kedalaman air 30-40 m. KJA berbentuk bulat, diameter 48,8 m dan kedalaman jaring 8 m dari permukaan air. Hewan uji yang digunakan adalah ikan tuna sirip kuning hasil penangkapan di perairan lepas pantai Utara Bali (10-15 mil) menggunakan pancing ulur dan umpan buatan dengan target ukuran 0,5-1,0 kg. Pemberian pakan 10-20 % biomas per hari ditambah vitamin kompleks, C dan E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan . tertinggi terdapat pada pemeliharaan dalam KJA dengan nilai indeks pertumbuhan 3,429: dan persamaan Y = 0,004X3.429(R2= 0,989) sementara yang dipelihara dalam bak beton nilai indeks pertumbuhannya 3,364 dan persamaan Y = 0,004X3,364 (R2= 0,951). Batas carrying capacity (daya dukung) wadah pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan tuna. Dalam bak beton, ketika daya dukung maksimum tercapai, terjadi kematian satu atau dua ekor ikan. Sebaliknya daya dukung KJA masih sangat besar, sehingga pertumbuhan dan sintasannya dapat lebih tinggi. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |