TEKNIK MENCAMPUR LARUTAN FIKSASI UNTUK HISTOLOGI
Collection Location | Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol Bali |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | 1412-9574 |
Author(s) | Mujimin dan Sri Suratmi |
Subject(s) | |
Classification | |
Series Title | GMD |
Language | |
Publisher | Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya |
Publishing Year | 2014 |
Publishing Place | |
Collation | 43-46 |
Abstract/Notes | Fiksasi merupakan salah satu bagian dalam metode histologi. Fiksasi adalah pemberian perlakuan tertentu terhadap elemen-elemen jaringan, terutama inti sel atau nukleusnya, sehingga dapat diawetkan dalam kondisi yang sedikit banyak mendekati keadaan aslinya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui teknik mencampur larutan fiksasi yang digunakan untuk mengawetkan organ/jaringan ikan. Larutan fiksasi yang digunakan terdiri atas formalin 10% dalam air laut, buffer formalin, larutan bouins, dan formalin 5%. Bahan yang dipakai dalam formalin 37%-40% sebagai bahan utama dalam membuat larutan fiksasi, air laut, aquadest, natrium difosfat (NaH2PO4), natrium fosfat (NaH2PO4), picric acid, dan glacial ecetic acid. Larutan dibuat dengan mencampur bahan-bahan tersebut sesuai dengan larutan yang diinginkan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa formalin 10% lebih baik untuk fiksasi gonad dan untuk dibawa sampling ke daerah karena dapat dibuat dilokasi pengambilan sampel. Larutan bouins baik untuk fiksasi larva dan semua organ karena dalam melakukan pengeblokan dan pemotongan sampel yang difiksasi dengan larutan bouins berwarna kuning dan larutan ini juga mengandung bahan asam sebagai bahan pelunak (dekalsifikasi) jaringan keras. Larutan buffer formalin baik digunakan untuk semua organ/jaringan, sedangkan larutan formalin 5% baik digunakan untuk larva umur 1-10 hari, akan tetapi kurang baik digunakan untuk organ/jaringan jika bertujuan untuk melihat perubahan histopalogisnya. KATA KUNCI: histologi, larutan fiksasi, teknik |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |